Seperti hal nya desa-desa yang ada di Kabupaten Karo pada umumnya, desa Ketaren juga memiliki Simantek Kuta (orang yang pertama membuka desa). Adapun simantek kuta desa Ketaren berasal dari sub merga (sub klan) Ketaren yang merupakan bagian dari merga (klan) Karo-Karo. Dari sub merga (sub klan) inilah kemudian dikenal nama Kuta Ketaren (Kampung orang yang bermarga Ketaren) atau Desa Ketaren.
Pada awal masa setelah kemerdekaan, Desa Ketaren pernah dikosongkan oleh masyarakat setempat oleh karena Agresi Militer Belanda I yang memaksa masyarakat setempat mengungsi ke tempat yang aman. Pada masa itu tentara Belanda membumihanguskan semua desa yang mereka lalui di Tanah Karo tanpa terkecuali Desa Ketaren yang karena letaknya berada dekat jalur Medan-Kabanjahe. Setelah berakhirnya Agresi Militer Belanda I penduduk kembali ke Desa Ketaren, tidak hanya penduduk desa mula-mula namun ada juga penduduk desa lain yang memilih untuk ikut menetap dan membuka lahan pemukiman baru di Desa Ketaren tepatnya di sepanjang Jalan Djamin Ginting.
Seiring dengan perkembangan jaman dan bertambahnya jumlah penduduk maka luas wilayah Desa Ketaren juga semakin bertambah luas, dari yang pada awal terbentuknya hanya sebuah kompleks perladangan menjadi sebuah desa kecil yang pada jaman kemerdekaan wilayahnya bertambah disepanjang Jalan Djamin Ginting kemudian pada masa sekarang bertambah luas hingga menjadi salah satu desa yang merupakan pusat ekonomi, budaya, sosial dan politik di Kabupaten Karo.
Adapun batas-batas geografis Desa Ketaren antara lain adalah :
- Sebelah Utara, Desa Sumber Mufakat
- Sebelah Selatan, Kelurahan Kampung Dalam
- Sebelah Barat, Desa Rumah Kabanjahe
- Sebelah Timur, Desa Samura
Apabila ada perbedaan dengan yang sekarang mungkin sudah terjadinya pemekaran wilayah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar