Taneh Karo Simalem Bumi Turang

03 September 2018

Gua Umang di Desa Sembahe

Gua Umang atau Gua Kemang (Gua Batu) berada di Desa Sembahe, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Tanah Karo Sumatera Utara. Jarak Gua Kemang dari desa Sembahe, kira-kira jaraknya 1KM atau sekitar 15 atau 30 menit dengan berjalan kaki. Dalam perjalanan, kita akan disuguhkan suasana hijau dan sejuk sepanjang perjalanan dan dijamin tidak akan bosan, apalagi sambil melihat-lihat pepohonan dan bukit-bukit disepanjang jalan. Setelah sampai di gerbang Gua Kemang, kita akan  menaiki tangga. Untuk menuju keatas kira-kira ada sekitar 60an anak tangga. Disi kiri dan kanan terdapat deretan pohon yang  rindang, yang dahulunya dijadikan oleh warga sekitar sebagai tempat untuk bercocok tanam. Gua Kemang ini terlihat memang biasa, tapi dibalik sisi Gua Kemang ada sesuatu yang unik serta cerita mistis.


Di bagian dinding belakang Gua Kemang ini terdapat relief yang unik yang bentuknya menyerupai manusia, oleh masyarakat karo disebut "Umang". Umang sendiri adalah makhluk yang dipercaya oleh masyarakat karo sebagai penghuni Gua kemang yang bentuknya menyerupai manusia namun sedikit kerdil. Dilihat dari permukaan dinding Gua Kemang, banyak ditumbuhi lumut dan umur dari Gua Kemang ini kira-kira sudah ratusan tahun mungkin juga ribuan tahun. Tinggi Gua Kemang kira-kira 3 meter, dan bentuknya yang berbentuk kerucut. Yang paling menarik dari Gua Kemang adalah dari mulut atau lubang tersebut bisa terdengar suara menggema dari suara kita. dalam Gua Kemang kira-kira luasnya 3x2 meter dan tinggi dalamnya kira-kira sekitar 1 meter. Kalau kita lihat lubang gua tersebut, tidak mungkin jika dimasuki oleh orang dewasa.

Sejarah nama Desa Sembahe sendiri berawal dari kebiasaan warga yang selalu singgah dan menyembah batu tersebut, sehingga disebut SEMBAHE yang memiliki asal kata "SEMBAH'E" dalam Bahasa Karo yang artinya "Sembah Ini". Menurut Arkeolog dan Sejarawan, Gua Umang kemungkinan adalah sebuah wadah kubur atau tempat pemakaman. Para peneliti seperti J.H. Neumann dan Vain Stein Callenfels mengatakan kalau Gua Umang (Batu Kemang) tersebut merupakan Warisan Megalitikum, yang menurut perkiraan dibangun pada Zaman Hindu-Budha di awal tahun Masehi.

Dahulunya di sekitar gua banyak batu yang berbentuk meja dan kursi, namun pada saat Belanda menjajah Tanah Karo, sebagian dibawa oleh para Belanda dan sebagian ada yang dirusak oleh mereka. Umang yang dalam Bahasa Karo yang artinya Jin atau Roh, yang menurut masyarakat karo berbentuk seperti manusia namun berukuran lebih kecil dan memiliki telapak kaki yang terbalik. Dahulu konon katanya ada warga sekitar seorang kakek yang pernah bertemu dengan sosok Umang.

Cerita sosok Umang memang sudah menjadi bagian cerita Masyarakat Karo, percaya atau tidak dengan sosok Umang itu kita sendirilah yang bijaksana dalam menilai. Namun dibalik cerita sosok Umang, Gua Umang merupakan peninggalan yang harus tetap kita lestarikan karena merupakan salah satu Situs Purbakala sebagai kekayaan budaya Tanah Karo dan Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar