Taneh Karo Simalem Bumi Turang

05 Juli 2014

Sejarah Desa Seberaya

Desa Seberaya dalam sejarah terbentuknya dan penamaan Desa Seberaya, masyarakat Desa Seberaya memiliki cerita sendiri dan cerita sejarah ini diakui dari generasi ke generasi penduduk Desa Seberaya. Kata Seberaya ini sebenarnya berasal dari kata Serayan, dalam bahasa Karo serayan artinya kelompok atau kelompok kerja. Kata serayan ini juga dapat disamakan dengan kata aron dalam bahasa Karo yang berarti kelompok kerja, biasanya untuk mengerjakan ladang anggota kelompoknya.

Kata serayan dipilih karena pada awalnya ada sekelompok orang dengan marga Karo Sekali yang mendiami daerah ini. Kelompok orang ini membuka lahan untuk dijadikan tempat tinggal. Kelompok orang ini adalah 3 keluarga yang masih memiliki hubungan darah (satu keluarga) dengan marga Karo Sekali. Karena merasa cocok dengan daerah tersebut,
akhirnya ketiga keluarga ini memutuskan untuk menetap dan mendirikan rumah-rumah bagi keluarga dan keturunan masing-masing mereka. Daerah yang semula tidak ada namanya ini kemudian diberi nama Serayan karena mereka yang mula-mula mendiami daerah ini adalah sekelompok orang. Seiring dengan berjalannya waktu, kata serayan berubah menjadi kata Seberaya, tidak ada yang mengetahui jelas kapan dan siapa yang mengubah nama serayan menjadi Seberaya.

Dalam budaya Karo, ada istilah merga Simentek Kuta, yaitu marga orang yang awalnya mendiami daerah tersebut atau orang yang mendirikan kampung atau desa tersebut dan istilah Anak Beru Kuta. Desa Seberaya marga simantek kuta adalah marga Karo Sekali, karena kelompok orang dengan Marga Karo Sekali lah yang awalnya mendiami dan mendirikan desa ini. Sementara anak beru kuta adalah Merga Sembiring.

Di seberaya sendiri, ada tiga kesain besar, kesain dalam bahasa Indonesia berarti kelompok pemukiman yang berada dalam sebuah wilayah desa. Kesain tersebut adalah Kesain Rumah Karo Raja Urung, Kesain Saribu dan Kesain Julun. Nama-nama kesain ini diyakini adalah nama ketiga kepala keluarga yang awalanya mendiami daerah Seberaya ini. Dari ketiga nama ini, Karo Raja Urung adalah yang tertua, disusul oleh kedua saudaranya yaitu Saribu dan Julun.

Di Desa Seberaya, areal perladangan atau yang dalam bahasa Karo disebut Perjumaan, dibagi menjadi beberapa bagian, dimana setiap bagian dibuat nama oleh para petani yang berada dalam kelompok areal tersebut. Areal perladangan ini dapat dijumpai dari sejak awal memasuki wilayah desa. Adapun nama-nama areal tersebut adalah sebagai berikut :
1. Juma Sabah Pertumbuken
2. Juma Sabah Sumabai
3. Juma Sabah Tada-tada
4. Juma Sabah Kamedan
5. Juma Kata Beski
6. Juma Telen Gugung
7. Juma Serat
8. Juma jabi-jabi
9. Juma Kayu Silima
10. Juma Senduduk
11. Juma Gajah-Gajah
12. Juma Tiga Belawan
13. Juma Sikambing

Areal perjumaan ini tidak dibagi berdasarka marga atau keturunan, melainkan pembagian areal yang memang telah ditentukan sebelumnya oleh kesepakatan warga desa.

Sampai saat ini, penduduk dengan marga Karo Sekali dan Sembiring lah yang paling banyak terdapat di Desa Seberaya. Marga Karo Sekali juga diyakini berasal dan berkembang dari Desa Seberaya, sehingga jika dimanapun ada orang Karo dengan marga Karo Sekali kemungkinan besar adalah berasal dari Desa Seberaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar